Bertengger di lautan es di terlepas pantai utara Kanada, para ilmuwan yang mengenakan jaket menyaksikan air asin mengalir ke lautan yang membeku.
Tujuan mereka? Untuk memperlambat pemanasan global.
Ketika es laut lenyap, permukaan laut yang gelap dapat menyerap lebih banyak energi matahari, supaya mempercepat pemanasan. Jadi para peneliti inginkan mengentalkannya supaya tidak mencair. Kamu sedang bosan dan bingung mau ngapain? Main Game Online Adalah Jawabannya, di banyak sekali game yang bisa dimainkan.
Selamat berkunjung di segi yang lebih aneh dari geoengineering – dengan sengaja melaksanakan intervensi pada proses iklim bumi untuk mencoba melawan rusaknya yang telah kami melaksanakan terhadapnya.
- Beruang kutub hadapi kelaparan kala es mencair
- Lebih banyak salju dan hujan turun di Arktik
- Februari terpanas menandai rekor bulanan baru kesembilan berturut-turut
Geoengineering mencakup upaya yang lebih mapan untuk mengunci gas-gas yang mengakibatkan pemanasan global, seperti menanam lebih banyak pohon dan mengubur karbon di bawah tanah.
Namun beberapa langkah yang lebih eksperimental punya tujuan untuk melangkah lebih jauh, berupaya kurangi energi yang diserap oleh bumi.
Banyak ilmuwan yang terlampau menentang hal ini, dan memperingatkan bahwa upaya berikut mengalihkan perhatian dari langkah mutlak dalam kurangi emisi karbon dan berisiko mengakibatkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.
Namun sejumlah kecil pendukung menunjukkan bahwa pendekatan mereka dapat memberi tambahan perlindungan bagi planet ini kala umat manusia memperbaiki tindakannya.
Tujuan akhir dari percobaan di Arktik adalah untuk mengentalkan es laut dalam kuantitas yang memadai untuk memperlambat atau bahkan membalikkan pencairan yang telah terjadi, kata Dr Shaun Fitzgerald, yang timnya di Pusat Perbaikan Iklim Universitas Cambridge berada di belakang proyek ini.
Lebih Detail Lagi Mengenai Proyek Ini
Apakah langkah ini dapat berhasil atau justru, seperti yang dikatakan oleh seorang ilmuwan, “sangat gila”?
“Kami memang tidak memadai menyadari untuk memilih apakah ini inspirasi yang baik atau buruk,” Dr Fitzgerald mengakui.
“Cuacanya memadai dingin,” kata para peneliti. Angin dingin di Teluk Cambridge dapat mengakibatkan suhu menggapai -45C Para peneliti telah menantang keadaan pahit di Teluk Cambridge, sebuah desa kecil di Lingkaran Arktik di Kanada.
“Cuacanya memadai dingin,” Andrea Ceccolini dari Real Ice, sebuah perusahaan Inggris yang memimpin perjalanan tersebut, memberi menyadari saya lewat koneksi Zoom yang tidak merata dari dalam tenda putih yang mengepak.
“Suhunya sekitar -30C dengan angin kencang, yang mengakibatkan suhu menjadi -45C dengan aspek angin dingin.”
Mereka mengebor lubang di lautan es yang terbentuk secara alami di musim dingin, dan memompa sekitar 1.000 liter air laut per menit ke permukaan.
Terkena udara musim dingin yang dingin, air laut ini dengan cepat membeku supaya menolong mengentalkan es di atasnya. Air terhitung memadatkan salju. Karena salju fresh bermanfaat sebagai lapisan isolasi yang baik, kini es terhitung dapat terbentuk lebih enteng di anggota bawah yang bersentuhan dengan laut.
“Idenya adalah semakin tidak tipis es [di akhir musim dingin], semakin lama pula es berikut bertahan kala kami memasuki musim pencairan,” menyadari Ceccolini.
Berbicara kepada saya menjelang akhir perjalanan mereka, mereka telah menyaksikan es menebal beberapa puluh sentimeter di tempat penelitian kecil mereka. Es berikut dapat dipantau oleh penduduk setempat dalam beberapa bulan mendatang.
Namun tetap terlampau dini untuk menjelaskan apakah pendekatan mereka terlampau dapat memberi tambahan perbedaan pada penurunan cepat es laut di Arktik.
“Sebagian besar ilmuwan kutub berpikir hal ini tidak dapat berhasil,” Martin Siegert, ahli glasiologi mempunyai pengalaman di Universitas Exeter, yang tidak terlibat dalam proyek ini memperingatkan.
Salah satu masalahnya adalah es yang lebih asin barangkali mencair lebih cepat di musim panas.
Lalu ada tantangan logistik yang terlampau besar untuk menambah skala proyek hingga menggapai tingkat yang bermakna – sebuah perkiraan menunjukkan bahwa diperlukan sekitar 10 juta pompa bertenaga angin untuk mengentalkan es laut di sepersepuluh lokasi Arktik.
“Sangat tidak masuk akal menurut saya bahwa hal ini dapat dikerjakan dalam skala besar di seluruh Samudra Arktik,” kata Julienne Stroeve, profesor observasi dan pemodelan kutub di University College London.
Beberapa anjuran geoengineering yang lebih eksperimental mencakup upaya mengakibatkan awan lebih reflektif dengan membuahkan semburan air laut ekstra, dan mengikuti letusan gunung berapi untuk memantulkan lebih banyak energi Matahari kembali ke luar angkasa.
Sejumlah ilmuwan – terhitung badan iklim dan cuaca PBB – telah memperingatkan bahwa pendekatan ini dapat mengakibatkan risiko besar, terhitung mengganggu pola cuaca global. Banyak peneliti inginkan menyaksikan mereka dilarang sama sekali.
“Teknologi geoengineering menghadirkan ketidakpastian yang terlampau besar dan menciptakan risiko baru bagi ekosistem dan manusia,” menyadari Lili Fuhr, direktur Program Ekonomi Fosil di Pusat Hukum Lingkungan Internasional.
“Arktik terlampau mutlak untuk menjaga proses planet kita: memompa air laut ke lautan es dalam skala besar dapat membuat perubahan kimiawi lautan dan mengancam jaringan kehidupan yang rapuh.”
Dan ada ketakutan yang lebih mendasar dan meluas pada proyek-proyek semacam ini.
“Bahaya memang adalah hal ini memberi tambahan gangguan, dan orang-orang yang miliki keperluan dapat menggunakannya sebagai alasan untuk terus mengfungsikan bahan bakar fosil,” Prof Siegert memperingatkan.
“Sejujurnya, hal ini tidak masuk akal dan perlu dihentikan. Cara untuk merampungkan krisis ini adalah dengan melaksanakan dekarbonisasi: ini adalah langkah paling baik dan satu-satunya langkah kami untuk maju.”
Panduan Simpel Untuk Pergantian Iklim
Apa yang dimaksud dengan net zero, dan bagaimana kinerja Inggris dan negara-negara lain?
Para peneliti Arktik terlampau menyadari ketakutan ini. Mereka mengutamakan bahwa mereka hanya menguji teknologi tersebut, dan tidak dapat meluncurkannya secara lebih luas hingga risikonya diketahui dengan lebih baik.
“Kami di sini tidak mempromosikan hal ini sebagai solusi pada pergantian iklim di Arktik,” Dr Fitzgerald menekankan.
“Kami menjelaskan bahwa hal berikut barangkali saja terjadi, tetapi kami perlu melacak menyadari lebih banyak sebelum saat penduduk dapat memastikan apakah hal berikut merupakan hal yang masuk akal atau tidak.”
Mereka sepakat bahwa geoengineering bukanlah solusi paling baik untuk menangani pergantian iklim, dan bahwa pengurangan besar-besaran pada bahan bakar fosil dan emisi karbon adalah hal yang paling mutlak untuk menjauhi konsekuensi terburuk dari pemanasan.
Namun mereka mengutamakan bahwa bahkan dengan tindakan yang cepat, dunia tetap hadapi masa depan yang sulit. Di banyak sekali jenis game jadi dijamin gaakan bikin kamu bosen, selain itu dsini juga sudah terpercaya kok guys.
Samudera Arktik barangkali besar dapat terbebas dari lautan es pada akhir musim panas setidaknya sekali pada tahun 2050, dan barangkali bahkan lebih cepat lagi. Seperti yang ditunjukkan grafik di bawah, angka ini telah mengalami penurunan tajam sejak tahun 1980an.
“Kita perlu solusi lain,” kata mahasiswa PhD Jacob Pantling, seorang peneliti di Pusat Perbaikan Iklim yang menerjang angin sedingin es di Teluk Cambridge.
“Kita perlu kurangi emisi, tetapi kendati kami melakukannya secepat mungkin, Arktik selalu dapat mencair.”